Tarutung-ORBIT: Dugaan korupsi Paket Natal tahun 2006 dan 2007 di Tapanuli Utara mencuat ke publik. Bahkan, indikasi korupsi senilai Rp2,05 miliar itu resmi dilapor ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Informasi dihimpun Harian Orbit hingga Selasa (5/3), dugaan korupsi itu dilapor ke KPK pada 22 Februari 2013.
Dalam surat laporan bernomor 002/TMF-LSM PPPN RI itu, LSM Pemantau Pengawas Penyelenggara Negara (PPPN) RI di Taput meminta pemeriksaan terhadap Bupati Taput Torang Lumbantobing.
“Kita mengharapkan KPK segera memproses laporan tersebut,” tegas Ketua LSM PPPN RI , Ganda Tampubolon kepada Harian Orbit, Selasa (5/3).
Ganda menjelaskan, indikasi korupsi itu muncul dari anggaran paket natal tahun 2006 senilai Rp1,15 miliar dan paket natal tahun 2007 sebesar Rp900 juta.
Dijelaskan, paket natal tersebut terdiri dari beberapa item. Yakni 1 kilogram gula pasir, satu botol sirup, serta satu kaleng susu encer untuk diberikan kepada masing masing PNS, yang saat itu berjumlah 6.500 orang.Berdasarkan hasil investigasinya, kisaran harga gula pasir harga Rp10 ribu per kk. Sirup Marquisa seharga Rp7 ribu per botol serta satu kaleng susu encer hanya seharga Rp4 ribu.
“Sehingga, jika diakumulasikan untuk setiap PNS yang menerima hanya mendapatkan item paket natal seharga 21 ribu rupiah. Dan jika dikalikan untuk 6.500 orang PNS, jumlah dana dibutuhkan hanya sebesar Rp136.500.000,” terang Ganda.Angka itu sangat jauh dari anggaran tahun 2006 dan 2007 yang dialokasikan sebesar Rp1,15 miliar dan Rp900 juta.
Selain melaporkan ke KPK, LSM PPPN RI juga melapor kepada Kepolisian Republik Indonesia , Kepala Kejaksaan Agung Republik Indonesia , dan Ketua Ombudsman RI . “Kita berharap, Torang Lumbantobing segera menjadi incaran KPK,” ujar Ganda.
Terpisah, Bupati Taput Torang Lumbantobing belum bersedia memberikan komentarnya.
Namun, Humala Hutauruk, Asisten III Administrasi dan Umum Pemkab Taput yang membawahi bagian Humas dan Keprotokolan, mempersilahkan laporan pengaduan LSM tersebut untuk ditindaklanjuti.
“Silahkan saja, teruskan. Dibuka saja, terkadang LSM sekarang ini sudah lebih hebat dari BPK,” kata Humala ketus.
Saat dikonfirmasi kepada Humas KPK Johan Budi, yang bersnagkutan enggan menjawab hubungan telepon dan pesan singkat yang ditinggalkan. Od-24/Om-27
Sumber : harianorbit.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar