Tarutung-ORBIT: Indikasi buramnya demokrasi di Taput sudah terkuak ke publik. Tumpang tindih Partai Politik (Parpol) pengusung kandidat Bakal Calon (Balon) dalam pesta demokrasi Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Pemilukada) Kabupaten Tapanuli Utara boleh jadi poin kegagalan demokrasi menuju Taput lebih baik.
Selain itu, berbagai kalangan menilai, integritas dan kredibilitas Parpol sebagai media aspirasi politik masyarakat dalam era demokrasi saat ini bisa disebut sebagai langkah yang gagal.
“Banyaknya partai yang memberikan dukungan kepada lebih dari satu balon Bupati, merupakan potret buramnya demokrasi di Taput. Hal ini tidak terlepas dari eksistensi Parpol sebagai pilar demokrasi seharusnya mampu memberikan pendidikan politik. Bukan justru menjadi aktor pembodohan dan pembohongan publik,” ujar Rijon Manalu Wakil Sekretaris KNPI Sumut kepada Harian Orbit Minggu (7/7).
Dikatakan, peran serta Parpol dalam mengusung kandidat Balon Bupati maupun Wakil Bupati dalam setiap perhelatan pesta demokrasi, seharusnya mengedepankan fungsinya sebagai pilar demokrasi yang baik, bukan malah menjalankan keaktorannya yang justru melakukan pembodohan dan pembohongan publik.
“Kenyataan yang telah terjadi di Taput, perihal tumpang tindih dukungan Parpol pengusung terhadap balon Bupati/Wakil Bupati merupakan bukti tidak adanya komitmen Parpol dalam mewujudkan pembangunan demokrasi di daerah ini,” sebutnya.
Pasangan Independen
Aktivis Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) ini juga menyebutkan, selain hal ini merupakan potret buram demokrasi, dapat juga dipastikan Pemilukada Taput yang digelar 10 Oktober mendatang akan memberikan hasil yang buruk.
Berdasarkan data dihimpun Harian Orbit dari awal pembukaan jadwal pendaftaran balon Bupati/Wakil Bupati pada Senin 1 Juli hingga penutupannya Sabtu 6 Juli di Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) setempat, pasangan Ratna Ester Lumbantobing-Refer Harianja (Rel Raja) diusung 14 Parpol diantaranya PPD, PPI, PK, PNI, PKP, Republikan, Pelopor, PBB, PKDI, Serikat, PDP, PPI, PKPI, PBR dengan persentase 20,79 suara sah.
Diikuti pendaftaran pasangan Saur Lumbantobing-Manerep Manalu (Saurma) dengan Partai Golkar, Demokrat, PAN, Barnas dan PKPB yang memiliki 9 kursi di DPRD Taput sebagai partai pengusung.
Sementara Pasangan Margan Sibarani-Sutan Tua Nababan (Martua) menjadi satu satunya pasangan balon yang menempuh jalur perseorangan/Independen dengan dukungan sekitar 19.227 orang.
Kemudian pasangan Banjir Simanjuntak-Maruhum Situmeang (Banjir-Ma) mendaftarkan diri melalui kendaraan politiknya Partai Hanura, PIS dan PMB dengan total 6 kursi di DPRD.
Gila Kekuasaan
Sabtu (6/7) sebagai hari terakhir pendaftaran berdasarkan tahapan KPUD dibuka dengan pendaftaran pasangan Sanggam Hutagalung-Sahat Sinaga (Sahata) sebagai balon Bupati/Wakil Bupati oleh PKB, PPRN, PDS yang memiliki 8 kursi. Kemudian, pasangan Nikson Nababan-Mauliate Simorangkir (Nikmat) mendaftarkan diri berdasarkan dukungan PDIP, Patriot, Buruh, Barnas dengan jumlah 8 kursinya.
Hingga hari beranjak malam sekitar pukul 22.30, pasangan Sanggam Hutapea-Martinus Hutasoit (S’mart) mengklaim dukungan Partai Demokrat, PPI, Barnas, PK, PNI, PKP, Republikan, Pelopor, PBB, PKDI, Serikat, PPIB, PDP, Buruh, PPI, serta PKS dalam pencalonannya.
Pasangan Pinondang Simanjuntak-Ampuan Situmeang (Tapian) yang disebut mendapat dukungan Partai Barnas, Buruh, PPIB, dan PPRN selanjutnya mendaftarkan pencalonannya sekitar pukul 23.00 wib. Dan akhirnya pendaftaran terakhir oleh pasangan Bangkit Silaban-David Hutabarat (Badia) yang menyatakan dukungan Partai Demokrat, Gerindra, dan Merdeka sebagai kendaraan politiknya menutup jadwal pendaftaran kandidat balon Bupati/Wakil Bupati Taput periode 2014-2019.
Melihat tumpang tindih dukungan parpol atas beberapa kandidat. Superior Hutasoit Sekretaris DPC Garda Indonesia Baru menyebutkan, ambisi gila kekuasaan merupakan faktor utama penyebab hal ini. Sebab, jika masing masing kandidat memiliki komitmen demi Taput yang lebih baik, mungkin hal ini tidak terjadi.
“Saya kecewa melihat parpol yang memberikan dukungan gandanya, kredibilitas parpol sebagai pilar demokrasi bangsa ini, khususnya Tapanuli Utara harus kita pertanyakan. Jangan sudah terlanjur ‘chaos’ baru kita melek mata,” Tegasnya. Od-24
Sumber : harianorbit.com