BERASTAGI, MANDIRI
Sebuah helicopter yang belakangan diketahui milik Bupati Simalungun JR Saragih, terjatuh di depan Rumah Sakit Efarina Etaham, Jl Jamin Ginting, Brastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Senin (30/12/2013) pukul 10.45 WIB. Helikopter jenis Bell 206 dengan register PK DAL bermuatan 5 orang itu jatuh sekitar pukul 10.45 WIB sesaat setelah take off dari helipad di lantai atas Rumah Sakit Efarina Etaham, Jalan Jamin Ginting, Berastagi, Kabupaten Karo.
Dalam kecelakaan itu, satu orang yaitu Arif Setyawan (39) teknisi heli tersebut tewas dan 4 lainnya mengalami luka-luka. Menurut Kapolres Karo AKBP Alberd TB Sianipar, heli naas itu berisi pilot, teknisi dan 3 karyawan RS Efarina Etaham yaitu 2 manajer pelaksana dan 1 kasir rumah sakit.
Inilah nama-nama korban, seperti dilansir detikcom semalam:
Korban tewas Arif Setyawan (39) teknisi, warga Jakarta. Korban luka-luka masing-masing Budi Indra (35) Pilot warga Jakarta, Yahya Sembiring (45) beralamat Kompleks RS Efarina Etaham Brastagi, Nila Munthe (35) karyawan RS Efarina Etaham alamat Desa Raya, Kecamatan Brastagi, dan Simanjorang (50) karyawan RS Efarina Etaham alamat Kompleks RS Efarina Brastagi.
Jenazah korban Arif Setyawan kemarin diterbangkan ke Jakarta untuk diserahkan kepada pihak keluarga. Sebelum dikembalikan kepada keluarga, jenazah ditempatkan di Rumah Sakit Efarina Etaham. Sedangkan seorang korban luka-luka yang kritis yaitu Simanjorang sudah dirujuk ke salah satu rumah sakit di Medan. Ia mengalami benturan keras di kepala.
Pemilik helikopter yang juga Bupati Simalungun, JR Saragih hari itu menyatakan, proses pemulangan jenazah tengah dilakukan. "Akan diberangkatkan hari ini juga ke Jakarta, terus ke rumah duka," kata Saragih, Senin (30/12/2013).
Disebutkannya, penanganan terhadap para korban kecelakaan helikopter ini merupakan prioritas pihaknya. Selain korban tewas, empat korban lainnya yang terluka juga dalam perawatan medis di dua rumah sakit terpisah.
Helikopter jenis Bell 206 dengan register PK DAL itu jatuh dari ketinggian sekitar 20 meter pada pukul 10.45 WIB sesaat setelah take off dari helipad di lantai atas Rumah Sakit Efarina Etaham, Jalan Jamin Ginting, Berastagi, Kabupaten Karo. Helikopter itu baru datang dari Simalungun untuk menjemput tiga penumpang.
JR Saragih menyebutkan, saat kecelakaan ada lima orang di dalam heli. Seorang pilot, seorang teknisi dan tiga penumpang.
20-AN METER
Saksi mata menyatakan, helikopter milik bupati Simalungun JR Saragih itu jatuh dari ketinggian sekitar 20 meter dari permukaan tanah. Sesaat setelah jatuh, heli itu mengeluarkan asap.
Helipad tempat helikopter lepas landas itu berada di lantai empat Rumah Sakit Efarina Etaham, Jalan Jamin Ginting, Berastagi, Karo. Tingginya sekitar 16 meter dari permukaan tanah.
Salah seorang saksi mata, M. Ginting (60) menyatakan, sesaat setelah lepas landas, heli tidak bisa naik lebih tinggi lagi, paling sekitar 20-an meter lebih dari permukaan tanah. Beberapa menit mengudara lalu jatuh. Jarak helipad dengan lokasi jatuh itu pun dekat, hanya sekitar 30-an meter.
"Begitu jatuh, keluar asap, tapi tidak meledak," kata Ginting kepada wartawan di lokasi kejadian, Senin (30/12/2013).
Di lokasi jatuhnya, heli itu terlihat mengalami rusak berat, terutama bagian depan. Namun sepertinya badan heli tetap utuh, tidak ada puing yang terpental jauh.
DUGAAN OVERCAPACITY
Muncul dugaan helikopter jatuh di Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut), karena kelebihan daya angkut atau overcapacity. Namun pemilik helikopter yang juga Bupati Simalungun, JR Saragih menepis dugaan itu. Menurutnya, penyebab pasti tentu menunggu hasil penyelidikan Tim Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Tetapi bukan kelebihan beban.
"Tidak ada kemungkinan (overcapacity-red), karena heli itu sesuai kapasitasnya, lima orang," kata Saragih kepada wartawan di lokasi jatuhnya pesawat.
Helikopter yang diterbangkan pilot Budi Indra (35) dan membawa teknisi Arif Setyawan itu sebelumnya terbang dari Simalungun untuk menjemput tiga staf rumah sakit di Berastagi. Rencananya ketiga staf itu akan diperbantukan untuk kepentingan masuknya siswa baru di SMK Kesehatan di Simalungun.
Heli mendarat di helipad yang berada di lantai empat rumah sakit, dan setelah tiga penumpang naik, heli bergerak lagi. Saksi mata melihat, heli tidak bisa terbang tinggi, seperti berat. Sempat berputar, heli lalu jatuh. Jarak antara helipad dengan lokasi jatuhnya pesawat itu sekitar 30 meter.
Helikopter naas baru dioperasikan tiga tahun. JR Saragih menyatakan, heli itu selama ini dalam keadaan baik. Tidak pernah ada masalah. "Sudah dipergunakan tiga tahun ini, untuk operasional rumah sakit," kata Saragih.
Sementara itu KNKT akan memeriksa puing helikopter yang jatuh. Penyelidikan diharapkan dapat mengungkap penyebab jatuhnya heli tersebut. Menurut JR Saragih, kepastian kedatangan tim KNKT itu sudah dikonfirmasikan. [int/is]
Sumber : harianmandiri.com