SELAMAT DATANG DI BLOG RESMI FORUM AFILIASI KOMUNIKATIF TAPANULI "Satu Persepsi, Satu Aksi,Satu Tujuan, Menuju Tapanuli Sejahtera "

Kamis, 19 Desember 2013

Polres Sudah Periksa 30 Kasek

METROSIANTAR.com, TAPUT – Polres Taput sudah memeriksa 30 kepala sekolah (kasek) dari 71 kasek yang menerima bantuan pengadaan alat peraga sekolah (APS) dari Dinas Pendidikan (Disdik) setempat TA 2011. Anggaran tersebut bersumber dari APBD Taput 2011 dengan nilai sebesar Rp3,5 miliar.

Kanit Tipikor Polres Taput Ipda Krsinat Napitupulu kepada METRO saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Selasa (17/12) mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan atas dugaan korupsi pengadaan APS.

Menurutnya, untuk mendalami kasus tersebut, Tipikor Polres Taput sudah memanggil dan memeriksa 30 kasek. “Jadi, saat ini kita masih melakukan penyelidikan. Dan untuk melihat apakah benar dugaan korupsi tersebut, sebanyak 30 kasek yang menerima APS sudah kita mintai keterangan,” terangnya.

Selanjutnya, kata Krisnat, pihaknya akan turun langsung melihat fakta di lapangan atau fisik daripada APS itu. “Apakah APS itu sesuai spesifikasi yang ditentukan panitia atau tidak. Dari situ nanti kita akan mengetahui faktanya,” katanya.

Untuk diketahui, dugaan korupsi APS dilaporkan oleh masyarakat ke Polres Taput pada November lalu. Untuk melindaklanjutinya, Polres Taput sudah memintai keterangan panitia pengadaan APS di Disdik dan kasek penerima alat peraga. Alat peraga dimaksud adalah seperti globe, alat peraga mata pelajaran matematika, IPS, IPA dan mata pelajaran lainnya. (cr-02/mua)

Sumber : metrosiantar.com

Realita ‘Solu Bolon’ Raja Simatupang di Taput

Taput-ORBIT: Realita pembuatan ‘Solu Bolon’ (perahu besar) milik pomparan Raja Simatupang yang beberapa minggu terakhir menjadi kabar yang menggemparkan di Kabupaten Tapanuli Utara tak juga surut hingga saat ini.

Tak ingin hanya sekadar isapan jempol sebagai sekadar cerita, Orbit Digital turun langsung ke lokasi asal desas desus ini beredar. Benar saja, di dusun Tordolok Nauli, desa Sarulla Dolok, Kecamatan Pahae Jae, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput).

Kebenaran tentang kegiatan pembuatan benda ini untuk tujuan penggalian situs budaya Raja Simatupang di daerah ini dilakoni Pomparan Raja tersebut selama satu tahun terakhir.

“Tujuan kegiatan ini murni untuk penggalian situs-situs budaya Raja Simatupang serta suatu kegiatan yang mempersatukan seluruh keturunannya,” ujar Jusman Sianturi, Perwakilan Keturunan Raja Simatupang saat diwawancarai Orbit Digital setibanya di lokasi pembuatan ‘Solu Bolon’, Selasa (17/12).

Dijelaskan, proses pembuatan perahu sebagai situs budaya Raja Simatupang ini dimulai pada 7 Januari 2013 lalu. Setelah hampir satu tahun berlangsung, saat ini pembuatannya sudah rampung dan segera akan dilanjutkan untuk kegiatan pemindahannya ke pinggiran Danau Toba di Kecamatan Muara, Taput.

“Ada 2 buah ‘Solu Bolon’ berukuran berukuran besar dengan panjang 21 meter, lebar 110 cm serta tinggi 70 cm, serta 6 buah Solu kecil yang masing masing memiliki panjang 5 meter, lebar 80 cm serta tinggi 40 cm. Seluruh benda ini dibuat dengan menggunakan 7 batang pohon Meranti yang tumbuh di dalam hutan,” papar Jusman.
Menurut Jusman, keseluruhan ‘Solu’ yang ditukangi di kedalaman hutan yang berjarak sekitar 10 Km, sebelumnya telah dilangsir secara manual oleh 333 orang keturunan Simatupang menuju jalan desa di dusun Tordolok Nauli.

“Latarbelakang pembuatan Solu Bolon ini merupakan hasil Musyawarah keturunan Raja Simatupang yang ingin menggali situs-situs budaya Raja Simatupang sekaligus untuk mengingat nenek moyangnya yang hijrah dari Muara ke Sarulla,” ungkapnya.

Sebelumnya, dikatakan Jusman, berdasarkan rencana awal, ‘Solu Bolon’ tersebut harus sudah tiba pada tanggal 8 Desember lalu di Kecamatan Muara.

Namun karena prosesnya pengangkatannya sangat sulit akibat topografi alam  dan juga melihat kondisi keturunan Raja Simatupang yang terlibat dalam pengerjaan ini sudah terlihat lelah, maka Panitia kegiatan ini belum dapat memastikan kapan benda tersebut tiba di tempat tujuannya, Muara.
Walau soal, keberangkatan rombongan yang menghantarkannya dipastikan dilakukan pada Kamis (19/12) nanti.

Penunjukkan Lewat Mimpi
Informasi yang dihimpun Orbit Digital di lokasi menyebutkan di kalangan masyarakat keberadaan 2 buah ‘Solu Bolon’ serta 6 buah Solu kecilnya, dinilai bernuansa magis.
Bahkan, proses pemindahannya ke pinggiran Danau Toba di daerah wisata Muara, Taput dari lokasi dusun Tordolok Nauli, Sarulla, Kecamatan Pahae Jae memiliki jarak sekitar 85 kilometer, menambah nilai magisnya.

Karena, sistem pemindahannya yang harus dilakukan secara manual dengan diangkat dipundak ke 333 keturunan Raja Simatupang ini alias tidak boleh memakai alat transportasi lainnya.
Demikian juga pembuatannya harus menggunakan kayu jenis Meranti di dusun Tordolok Nauli yang konon keberadaan kayu Merantinya diketahui melalui penunjukan lewat mimpi ke salah seorang keturunan Raja Simatupang.

Sumber : hariaorbit.com