Simalungun (SIB)- Dua kakak-beradik — Michael Tigor Huber dan Sandra Rouli Huber — memulai Tahun Baru 2014 membersihkan enceng gondok di Danau Toba.
Bersama Sang bunda yang penggiat lingkungan, Murni Huber Lumbantobing, keluarga kecil ini berenang dan menyingsingkan tanaman yang mengotori permukaan danau itu. “Aku bangga dengan idealisme keduanya untuk mencintai lingkungan,” ujar Murni, Jumat, (3/1), melalui pesan singkatnya.
Aksi remaja berdarah Jerman - Batak itu pun mendapat perhatian dari dunia maya karena kegiatan berenang diunggah jejaring sosial. “Tetapi bukan pujian yang diharapkan.
Aksi kami ingin diikuti semua orang, khususnya pemangku kepentingan,” tandas Murni yang pada awal Desember 2013, bersama sejumlah penggiat lingkungan, merayakan Natal dengan menyusuri Danau Toba.
“Kami menanam sejumlah pohon, menabur bibit ikan dan menggali makanan khas Batak,” cerita Murni Tobing didampingi peraih sejumlah anugerah penghargaan lingkungan seperti Kalpataru, Marandus Sirait di Apartement Huber Jl Sei Asahan 60 Medan di akhir November 2014.
Michael Tigor Huber dan Sandra Rouli Huber memahami bahwa alam telah memberi kehidupan pada manusia dan manusia harus menjaga. “Tuhan sebagai pemilik alam semesta dengan segala ciptaannya, sungguh sangat baik... dan manusia harus paham atas tugas dan tanggung jawabnya sebagai manusia karena dalam kehidupannya ada hukum tabur dan tuai. Apa yang ditabur, itu yang dituai,” ujar Murni Tobing, perempuan kelahiran Sibolga pada 17 Agustus 1966.
***
Michael lahir di Medan pada 10 April 1998 dan Sandra lahir di ibu kota Sumut pada 31 Juli 1996 dari pasangan Hans Peter Huber - Murni Lumbantobing. Menghabiskan usia sekolah dasar dan menengah di bona pasogit hingga paham dengan adat-istiadat ibundanya.
Ada niat untuk kembali ke negara papinya dengan pertimbangan kualitas pendidikan, biaya pendidikan hingga komunitas yang harus dilalui di negara Kanselir Angela Merkel itu. Selain itu, rumah artistik di Freiburg, Germany milik mereka pun harus ditempati.
Soal menghargai lingkungan, Michael Tigor Huber dan Sandra Rouli Huber memerhatikan lingkungan di negara asal papinya. Wilayah itu berada di daerah Straus Burg, Jerman yang berbatasan langsung dengan Perancis. Hanya dengan perjalanan darat sejauh lebih kurang 20 kilometer, negeri menara Eiffel dapat dijangkau.
Meski ada di wilayah negara maju dengan gedung tinggi pencakar langit tumbuh bak jamur di musim hujan, tapi kebiasaan menjaga lingkungan membuat kakak-adik ini menjaga lingkungan. (r9/h)
Sumber : hariansib.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar