Home

Minggu, 05 Januari 2014

Rekor Awan Panas Capai 4,5 Kilometer

METROSIANTAR.com, NAMAN TERAN – Aktivitas Gunung Sinabung makin meningkat. Hingga Sabtu ( 4/1), pukul 18.00 WIB tercatat 52 kali gunung ini mengalami erupsi dengan material debu vulkanik dan awan panas. Ancaman pun bertambah besar, tatkala awan panas telah menyentuh jarak luncuran hingga 4,5 km dari kawah aktif.

Informasi yang diperoleh Posmetro Karo (grup Metro Tabagsel) dari Pos Pemantau Gunung Api (PPGA) Sinabung, Pusat Vukanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Jalan Kiras Bangun, Gang Kayu Bakar, Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, kolom debu dan jauhnya awan panas pada setiap erupsi yang terjadi pada Sabtu (4/1) sejak pukul 00.00 WIB hingga petang sangat bervariasi.

Salah satu petugas di Pos Pemantau Gunung Api Sinabung, Windy Cahya, jarak terjauh awan panas berlangsung pada pukul 11.20 WIB menuju arah Selatan dan Tenggara gunung dengan arah angina bergerak ke Barat Daya. “Ini merupakan rekor awan panas terjauh selama ini di Sinabung, kita terus amati dan minta warga berhati-hati,” ujar Windy.

Tingginya aktivitas Sinabung juga mempengaruhi perubahan bentuk dari Sinabung. Ini, sambung Windy, secara signifikan terlihat di puncaknya. Namun, sebagai petugas pemantau, mereka hanya merekomendasi, sedangkan yang menyangkut kontijensi dari Sinabung belum bisa dipublikasikan.

“Kita belum bisa memberitahukan hal itu (kemungkinan terburuk), yang pasti dapat terjadi jarak luncuran awan panas bertambah sesuai dengan kekuatan letusan. Hingga kini belum ada penambahan radius zona merah, masih tetap di 5 km,” ucapnya.

Sementara itu, Desa Bekerah dan Simacem yang berjarak sekitar 3 km dari kawah aktif Sinabung secara utuh keadaannya masih berubah ubah. Hal ini sebut Komandan Satuan Tugas Tanggap Darurat Penanganan Bencana Erupsi Sinabung, (Letkol) Kav Prince Meyer Putong Sabtu (4/1) petang melalui sambungan selulernya mengatakan kalau kedua Desa itu saat ini menjadi titik paling rawan.

“Kita belum mendapat informasi mengenai kedua desa tersebut, karena kondisi erupsi dan luncuran awan panas masih terus berlangsung dan dapat membahayakan jika kita mengirim tim untuk mengecek kesana,” tegasnya.

Dalam erupsi dengan jumlah mencapai puluhan kali akhir pecan kemarin juga didapati adanya hujan kerikil di sekitar kawasan Tiga Pancur. Hal ini pun diakui oleh Camat Payung, Toni Sembiring. Menurutnya akibat hujan kerikil bercampur Lumpur itu telah menyebabkan ruas jalan Simpang Empat–Tiga Nderket antara Simpang Sibintun hingga Panoroma, Kecamatan Simpang Empat, tertutup dan tak bisa dilalui.

Hingga untuk tiba di Simpang Empat ataupun Kabanjahe, mereka terpaksa memutar arah melalui jalan alternative Simpang Singgamanik Kecamatan Munte. Walau lebih menyita waktu, jalan ini merupakan satu satunya alternative untuk tiba di Kabanjahe, sementara ruas jalan alternative Berastepu–Simpang Empat juga ditimbuni Lumpur.

Sebagaimana terpantau erupsi beruntun Sinabung memperlihatkan langit di arah Barat–Barat Daya memerah. Beberapa titik lokasi ruang terbuka yang dapat memantau erupsi dan luncuran awan panas terlihat di padati warga, seperti di sekitar Desa Perteguhen dan Tiga Pancur, kawasan hutan yang menjadi jalur luncuran awan panas sudah terbakar dan semakin melebar.

Kondisi ini pun membuat jumlah pengungsi korban bencana erupsi gunung Sinabung sampai Sabtu (4/1) berdasarkan data dari Media Center berjumlah  20.491 jiwa atau 6.387 kk.Data ini diperoleh dengan adanya pertambahan angka pengungsi dari Desa Tanjung Merawa, Kecamatan Tiganderket yang kini ditempatkan di Los Desa Siabang–abang, Kecamatan Kuta Buluh. (nanang/riza)

Sumber : metrosiantar.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar