Home

Minggu, 05 Januari 2014

KNKT Mulai Selidiki Penyebab Heli JR Jatuh

METROSIANTAR.com, BERASTAGI – Tim penyidik Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sudah berada di Berastagi, Kabupaten Karo, untuk menyelidiki penyebab jatuhnya helikopter milik Bupati Simalungun JR Saragih yang juga pemilik RS Efarina Etaham.

Tiga tim penyidik tiba di lokasi jatuhnya heli itu, Selasa (31/12) sekitar pukul 09.00 WIB. Mengenakan pakaian khas berwarna putih, mereka melakukan pemeriksaan dan meneliti mulai dari lokasi heli take off hingga ke sekitar lokasi jatuh.

Pertama memeriksa helipad yang berada di lantai empat rumah sakit. Setelah itu, memeriksa areal sekitar jatuhnya heli. Barulah kemudian memeriksa puing heli. Mereka juga meminta keterangan saksi-saksi. “Hasil pemeriksaan nanti akan dirilis,” kata Masruri, Ketua Subkomite Udara Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Helikopter jenis Bell 206 dengan register PK DAL jatuh pada Senin (30/12), sekitar pukul 10.45 WIB, sesaat setelah take off dari helipad Rumah Sakit Efarina Etaham. Satu orang tewas dan empat lainnya terluka dalam kejadian itu.

Bangkai helikopter buatan Amerika Serikat itu telah dievakuasi Tim KNKT, Selasa (31/12). Dari kecelakaan itu, kini hanya menyisakan perbaikan trafo listrik dan perawatan terhadap para korban selamat.

Kasi Humas Polres Tanah Karo AKP Sayuti Malik, mengatakan, proses evakuasi berlangsung lama, dari pagi hingga sore. Bangkai heli dibawa ke Medan dengan pengawalan lengkap. “Kita sebagai penanggung jawab keamanan di Karo telah melakukan koordinasi pengamanan sejak peristiwa itu terjadi hingga evakuasi helikopter. Kini, wewenang berada di Tim KNKT,” ujar Sayuti. Sementara, para korban selamat masih menjalani perawatan instensif. Kemudian, korban tewas atas nama Arif Setiawan telah diterbangkan ke rumah duka di Jakarta.

Korban tewas Arif Setiawan (39), selama ini dikenal sebagai teknisi helikopter milik JR Saragih. Sedangkan korban selamat lain, masing–masing pilot Capt Budi Indra (35), warga Jakarta, serta pejabat teras Rumah Sakit Efarina Etaham, antara lain Yahya Sembiring (40), Wakil Direktur RS Efarina Etaham, Jorank Simanjorang (45), Manager Umum dan Nilawaty br Ginting (30), Bagian Keuangan. Sebagian korban dirawat di RS Efarina Etaham. Sementara Jorank Simanjorang dirawat di RS Colombia di Medan.

Seperti diberitakan, helikopter yang baru saja mendarat dari Simalungun guna menjemput staf RS Efarina Etaham itu, mesinya diketahui masih dalam keadaan hidup sewaktu mendarat di helipad RS Efarina Etaham sembari menunggu tiga pejabat rumah sakit untuk berangkat lagi.

Menurut saksi mata, yang juga pemilik warung Junita br Surbakti (27), ketiga orang yang ia ketahui bekerja di rumah sakit swasta terbesar di Kabupaten Karo itu buru-buru dari warungnya. Junita mengaku melihat jelas kalau baling-baling helikopter itu dalam keadaan hidup sampai ketiga orang yang dijemput naik ke atasnya.

Seperti biasanya, kata Junita, saat akan pergi meninggalkan Efarina, helikopter sudah pasti mengarah terlebih dahulu ke arah atas warungnya baru kemudian kembali dan terbang jauh. Namun itu tidak berlaku kemarin karena helikopter hanya kelihatan berputar-putar.

“Kalau biasanya dia mutar dahulu di atas warung kita tapi ini mutarnya dua kali dan tiba-tiba menabrak tiang listrik yang berada persis di samping gerbang keluar Efarina Etaham, kami pun terkejut,” ujar Juni yang saat itu masih ketakutan.

Hempasan kuat helikopter langsung disambut teriakan warga sekitar tempat kejadian perkara (TKP). Namun tidak seorang pun berani mendekat karena takut ledakan, apalagi dari dalam heli yang telah terjerembab di aspal dan sisi jalan muncul asap. Informasi jatuhnya pesawat langsung menyebar, hingga mengundang datangnya petugas, baik dari unsur Polri maupun TNI.

Korban tewas atas nama Arif Setiawan sendiri dari informasi yang diterima duduk di bahagian kiri helikopter, hingga saat badan pesawat menghantam aspal dan sisi jalan dirinyalah yang paling kuat menerima benturan, sampai kondisi tubuhnya sulit dikenali lagi.

Sementara, upaya awal yang dilakukan adalah dengan mengevakuasi orang yang berada di dalam helikopter. Seperti disampaikan petugas kebersihan RS Efarina Etaham, Suwarno, begitu melihat helikopter terjerembab ia berlari ke lokasi. Pria berumur 50-an ini nekad mengangkat para korban, termasuk korban tewas dengan bantuan petugas yang berada di lokasi. (nanang/dro)

Sumber : metrosiantar.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar